Kamis, 07 Januari 2016

Dunia Modern, Dunia Kuno


Pernahkah Anda berpikir bahwa diri Anda adalah manusia-manusia modern? Lalu, landasan apa yang membuat Anda berpikir sebagai manusia modern? Apakah karena Anda hidup di dunia kecanggihan teknologi dan keterbukaan dalam mengakses segala informasi, pendidikan, maupun kesehatan?


Saya sendiri pun mengganggap diri saya sebagai manusai modern. Bagaimana tidak? Saya hidup di tengah-tengah kecanggihan teknologi yang luar biasa dan kemudahan akses segala informasi, pendidikan, dan kesehatan. Ya, saya pikir. Lalu tanpa disadari, saya mengabaikan segala sesuatu yang "berbau" kekunoan, termasuk cara mendidik orang tua saya yang saya anggap "tidak baik". Namun, tanpa didikan orang tua saya, saya tidak akan seperti sekarang ini. 


Terkadang, kita menganggap diri kita lebih pintar, lebih hebat, lebih ahli, dan lebih terdidik daripada orang-orang yang hidup di zaman sebelum kita (sebut saja dunia kuno). Bagaimana tidak? Pada saat itu, pendidikan sulit terjangkau oleh semua kalangan masyarakat yang membuat mereka tidak terdidik. Apalagi kemudahan akses informasi dan kesehatan. Karena alasan itulah, kita mengklaim bahwa diri kita lebih mendapat pengetahuan lebih daripada orang tua kita sendiri.


Padahal dari dunia kuno itulah, zaman modern hadir. Adanya keterbatasan dalam dunia kuno membuat manusia-manusia yang hidup di dunia itu berpikir bagaimana caranya agar permasalahan pendidikan dan kesehatan dapat terjangkau ke seluruh kalangan masyarakat. Manusia-manusia berusaha dalam keterbatasan yang melingkupi mereka. Namun, kita yang hidup di zaman modern dengan enteng mengatakan bahwa diri mereka lebih pintar dan hebat.


Lalu lebih parahnya, kita mengabaikan keunggulan dari dunia kuno. Misalnya saja, kita ambil satu kasus perbandingan. Saat ibu yang hidup di dunia kuno berjuang sekuat tenaga untuk dapat melahirkan anaknya dengan sehat dan selamat dalam keterbatasan teknologi medis, ibu yang hidup di dunia modern begitu mudah menyerah untuk melahirkan anaknya dengan operasi ceasar.  Pada akhirnya, ibu-ibu zaman modern ini bermental manja terhadap kemudahan-kemudahan yang ada pada dunia modern. 


Ini masalah kita (manusia-manusia yang hidup di dunia modern), tanpa disadari atau dengan menyadari, mengganggap remeh atau bahkan menghina dunia kuno sebelum membuka mata, telinga, dan hati mereka untuk meninjau ulang pemikiran kita. Padahal banyak hal yang bisa kita petik dari pengalaman-pengalaman berharga orang-orang yang hidup di dunia kuno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar