Selasa, 01 November 2011

FRASE ENDOSENTRIK DALAM WACANA “PILIH VIRTUAL ATAU CETAK?” MENURUT RAMLAN


Pendahuluan
Bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengindentifikasi diri.[1] Suatu penguasan bahasa berdasarkan kemampuan membangun kata hingga menjadi kalimat. Bersamaan dengan morfologi, sintaksis merupakan bagian dari subsistem tata bahasa atau gramatika.[2] Sintaksis menelaah struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata.
Wacana “Pilih Virtual atau Cetak?” karya Aditya Permadi dan Restu Diantina, Mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP), yang diterbitkan di media massa, Media Indonesia, Minggu 8 Mei 2011, ini terdiri dari sepuluh paragraf yang rata-rata tiap paragraf terdiri dari dua kalimat. Wacana ini termasuk ragam semiformal karena terdapat kata non-standar, seperti males. Terlebih lagi, wacana tersebut ditulis dengan  laras jurnalistik.
Dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan frase endosentris menurut Ramlan. Frase menurut Ramlan memiliki perbedaan konsep dengan frase menurut Harimurti Kridalaksana. Penulis memilih frase menurut Ramlan karena penjabaran Ramlan akan frase lebih mudah dipahami daripada Harimurti Kridalaksana. Selain itu, Ramlan lebih konsisten daripada Harimurti perihal frase.
Penulis membatasi data, yakni hanya paragraf satu sampai dengan paragraf dua yang akan digunakan sebagai data analisis. Pembatasan dilakukan agar penjelasan mengenai frase endosentrik menurut Ramlan dapat dijelaskan secara tuntas. Tujuan analisis ini adalah menjelaskan frase endosentris menurut Ramlan yang terdapat dalam paragraf satu sampai dengan paragraf dua pada wacana “Pilih Visual atau Cetak?”.


Frase Endosentris Menurut Ramlan
Harimurti Kridalaksana mengatakan bahwa frase adalah satuan gramatikal berupa gabungan kata dengan kata yang bersifat non-predikatif.[3] Harimurti Kridalaksana juga mengatakan bahwa frase hanya mengisi satu fungsi sintaksis saja karena fungsi frase merupakan perluasan dari satu gatra atau fungsi tertentu. Namun, pada frase verba, Harimurti Kridalaksana tidak konsisten pada pernyataannya tersebut. Beliau memberikan contoh frase verbal yang telah melewati suatu gatra tertentu, misal menjahitkan baju untuk ayah. Harimurti menggolongan menjahitkan baju untuk ayah sebagai frase verba padahal dalam contoh tersebut terdapat juga frase eksosentris direktif, yakni untuk ayah. Hal ini menimbulkan pemahaman yang sulit karena terjadi ketumpangtindihan antara frase verba dengan frase eksosentris direktif.
Ramlan mengatakan bahwa frase adalah satuan gramatika yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa (1981: 138). Ramlan membagi pengertian frase menjadi dua macam, yakni berdasarkan persamaan distribusinya dan persaman distribusi dengan kategori kata. Berdasarkan distribusinya, frase terbagi lagi menjadi frase endosentrik dan eksosentrik. Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsur-unsurnya maupun salah satu dari unsurnya baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya, sedangkan frase eksosentrik adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsur-unsrunya (Ramlan, 1981: 139). Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase terbagi menjadi frase nominal, frase verbal, frase keterangan, dan frase depan. Frase endosentrik terbagi lagi menjadi frase endosentrik koordinatif, frase endosentrik atributif, dan frase endosentrik apositif.
Frase endosentrik koordinatif adalah frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara. Kesetaraan itu dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengna kata penghubung dan atau atau (Ramlan, 1981: 142). Frase endosentrik atributif adalah frase yang terdidir dari unsur-unsur yang tidak setara sehingga tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau, sedangkan frase endosentrik apositif adalah frase yang unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau dan secara semantik unsur yang satu (Ramlan, 1981: 143—144).
Dalam makalah, penjelasan mengenai frase endosentrik apa saja yang terdapat dalam paragraf satu sampai dengan paragraf dua pada wacana “Pilih Virual atau Cetak?”. Paragraf pertama terdiri dari dua kalimat. Kalimat pertama adalah Gempuran media daring (online) menjadi salah satu fakta pesatnya perkembangan teknologi. Kalimat kedua adalah banyak orang, khususnya anak muda, berpaling dari media cetak ke dunia virtual demi memuaskan dahaga informasi.
Pada kalimat pertama, frase yang terbentuk adalah media daring (online), gempuran media daring (online), perkembangan teknologi, pesatnya perkembangan teknologi, salah satu fakta, salah satu fakta pesatnya perkembangan teknologi. Berdasarkan persamaan distribusi, media daring (online) merupakan frase endosentrik atributif karena media merupakan unsur pusat (UP) yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur yang penting, sedangkan daring (online) merupakan unsur atribut. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase media daring (online) merupakan frase nominal karena unsur pusat frase tersebut termasuk kategori kata nomina. Lalu, frase media daring (online) bertemu dengan kata gempuran menjadi frase gempuran media daring (online). Frase gempuran media daring (online) merupakan frase endosentrik atributif karena media daring (online) merupakan unsur pusat, sedangkan gempuran merupakan unsur atribut dari media daring (online). Media daring (online) menjadi unsur pusat karena unsurnya sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase gempuran media daring (online) termasuk frase nominal karena unsur pusatnya, media daring (online), merupakan kategori kata nomina.
Frase perkembangan teknologi disebut frase endosentrik atributif karena teknologi merupakan unsur pusat. Secara semantik, teknologi merupakan unsur yang terpenting dan mewakili seluruh frase tersebut. Perkembangan merupakan atribut dari teknologi karena perkembangan memberi penjelasan kepada teknologi sehingga secara semantik, yang mengalami perkembangan adalah teknologi. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase perkembangan teknologi merupakan frase nominal karena unsur pusatnya tergolong kategori kata nomina. Perkembangan teknologi bertemu dengan kata pesatnya. Hal ini membuat manjadi frase pesatnya perkembangan teknologi. Frase pesatnya perkembangan teknologi merupakan frase endosentrik atributif karena perkembangan teknologi menjadi unsur pusat, sedangkan pesatnya merupakan unsur atribut dari perkembangan teknologi. Unsur atribut, pesatnya, memberi penjelasan lebih rinci pada perkembangan teknologi sehingga perkembangan teknologi mengalami perkembangan yang pesat. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase pesatnya perkembangan teknologi merupakan frase nominal karena unsur pusatnya tergolong kategori kata nomina.
Frase salah satu fakta merupakan frase endosentrik atributif karena salah satu menjadi atribut dari fakta. Kata salah satu merupakan penjelas dari kata fakta, sedangkan fakta merupakan unsur pusatnya. Fakta menjadi unsur pusat karena mewakili seluruh frase tersebut. Selain itu, secara semantik, fakta merupakan unsur yang terpenting. Salah satu bukanlah termasuk frase melainkan kata majemuk karena unsur-unsurnya tidak mungkin dipisahkan atau diubah strukturnya. Selain itu, salah satu merupakan pokok kata sehingga salah satu merupakan kata bukan frase. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase salah satu fakta merupakan frase nominal karena unsur pusatnya tergolong kategori kata nomina.
Kemudian, frase salah satu fakta bertemu dengan frase pesatnya perkembangan teknologi sehingga membentuk suatu frase, yakni salah satu fakta pesatnya perkembangan teknologi. Frase salah satu fakta pesatnya perkembangan teknologi merupakan frase endosentris atributif karena salah satu fakta sebagai atribut dari frase pesatnya perkembangan teknologi. Frase pesatnya perkembangan teknologi merupakan unsur pusat yang diterang oleh atribut, yakni salah satu fakta. Frase pesatnya perkembangan teknologi juga merupakan unsurnya yang mewakili keseluruhan frase. Selain itu, frase pesatnya perkembangan teknologi merupakan unsur terpenting jika ditinjau secara semantik. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase salah satu fakta pesatnya perkembangan teknologi merupakan frase nominal karena unsur pusatnya tergolong kategori kata nomina.
Jadi, kalimat pertama pada paragraf pertama terdiri dari enam frase, yakni media daring (online), gempuran media daring (online), perkembangan teknologi, pesatnya perkembangan teknologi, salah satu fakta, salah satu fakta pesatnya perkembangan teknologi. Keenam frase tersebut digolongkan frase endosetrik atributif. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase-frase tersebut merupakan frase nominal karena unsur pusatnya tergolong kategori kata nomina.
Kalimat kedua pada paragraf pertama adalah banyak orang, anak muda, khususnya anak muda, berpaling dari media cetak ke dunia virtual demi memuaskan dahaga informasi. Pada kalimat tersebut, frase yang terbentuk adalah banyak orang, anak muda, khususnya anak muda, media cetak, dari media cetak, dunia virtual, ke dunia virtual, dahaga informasi, dan demi memuaskan dahaga informasi. Berdasarkan persamaan distribusi, frase banyak orang  termasuk frase endosentrik atributif karena orang merupakan unsur pusat dari frase tersebut, sedangkan banyak merupakan atribut dari unsur pusat. Orang menjadi unsur pusat karena unsur terpenting dari frase banyak orang. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase banyak orang merupakan frase nominal karena unsur pusat tergolong kategori nomina.
Frase anak muda merupakan farse endosentrik atributis karena unsur pusat frase tersebut adalah anak, sedangkan unsur atribut frase tersebut adalah muda. Kata muda sebagai unsur atribut karena menjadi atribut kata anak. Kata anak menjadi unsur pusat karena unsur tersebut merupakan unsur terpenting dalam frase anak muda dan mewakili seluruh frase. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase anak muda termasuk frase nominal karena unsur pusat frase ttersebut tergolong kategori kata nomina.
Frase anak muda bertemu dengan kata khususnya menjadi baru, yakni khususnya anak muda. Frase ini merupakan frase eksosentrik karena kata depan sebagai penandanya yang diikuti kata lain sebagai aksisnya. Kata khususnya tergolong kata depan, sedangkan kata anak muda sebagai aksisnya. Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai frase eksosentrik melainkan frase endosentrik sehingga pembahasan perihal frase eksosentrik tidak diperdalam. Namun, berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase tersebut merupakan frase depan karena kata depan sebagai kata penandanya.
Frase media cetak merupakan frase endosentrik atributif karena kata cetak merupakan atribut dari kata media, sedangkan kata media merupakan unsur pusat frase tersebut. Kata media merupakan unsur terpenting dalam frase tersebut secara semantik. Selain itu, kata media telah mewakili seluruh frase tersebut. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori merupakan frase nomina karena unsur pusatnya berkategori kata nomina.
Berdasarkan persamaan distribusi, frase dari media cetak merupakan frase eksosentrik. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase tersebut tergolong frase kata depan karena kata depan merupakan kata penandanya, sedangkan kata yang lain sebagai aksisnya. Begitupula frase ke dunia virtual, frase tersebut termasuk frase kata depan jika berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata. Kata dari dan ke tergolong kategori kata kata depan sehingga frase dari media cetak dan ke dunia virtual merupakan frase eksosentrik.
Frase dunia virtual merupakan frase endosentrik berdasarkan persamaan distribusi. Hal ini karena dunia merupakan unsur pusat frase tersebut, sedangkan virtual sebagai unsur atribut. Kata dunia merupakan unsur pusatnya karena unsur terpenting frase tersebut. Kata dunia dapat mewakili seluruh frase tersebut bukan kata virtual. Kata virtual hanya sebagai pemberi perincian yang jelas mengenai kata dunia apa. Berdasarkan persamaan distribus dengan kategori kata, frase dunia virtual tergolong frase nominal karena unsur pusatnya termasuk kategori kata nomina.
Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase dahaga informasi merupakan frase endosentrik koordinatif karena unsur-unsur tersebut dapat disisipkan atau dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Berdasarkan persamaan distribusi kategori kata, frase tersebut tergolong frase nomina. Kata dahaga tergolong dalam kategori kata nomina dan kata informasi juga tergolonng kategori nomina.
Frase demi memuaskan dahaga informasi merupakan frase eksosentrik apabila berdasarkan persamaan distribusi. Frase tersebut disebut frase eksosentrik karena kata depan berfungsi sebagai kata penanda, yakni demi. Berdasarkan persamaan distribusi kategori kata, frase tersebut merupakan frase kata depan.
Jadi, kalimat kedua pada paragraf pertama mempunyai sembilan frase, yakni banyak orang, anak muda, khususnya anak muda, media cetak, dari media cetak, dunia virtual, ke dunia virtual, dahaga informasi, dan demi memuaskan dahaga informasi. Frase banyak orang, anak muda, media cetak dan dunia virtual merupakan frase endosentrik atributif, sedangkan dahaga informasi merupakan frase endosentrik koordinatif jika berdasarkan persamaan distribusi. Berbeda dengan frase tersebut, frase khususnya anak muda, dari media cetak, ke dunia virtual dan demi memuaskan dahaga informasi merupakan frase eksosentrik. Berdasarkan persamaan distribusi kategori kata, banyak orang, anak muda, media cetak, dunia virtual, dan dahaga informasi merupakan frase nominal, sedangkan khususnya anak muda, dari media cetak, ke dunia virtual dan demi memuaskan dahaga informasi merupakan frase kata depan.
Paragraf kedua terdiri dari empat kalimat. Kalimat pertama adalah alasan kepraktisan dan aktualitas menjadi faktor utama. Kalimat kedua adalah seperti yang diungkapkan Galan, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta. Kalimat ketiga adalah ia lebih memilih media online karena lebih update dan lebih praktis daripada  surat kabar. Kalimat keempat adalah “Selain itu, infonya tidak terbatas karena di situ kita bisa memilih mau baca berita tentang apa,” tambahnya.
Kalimat pertama terdiri dari frase kepraktisan dan aktualitas, alasan kepratisan dan aktualitas, dan faktor utama. Berdasarkan persamaan distribusi, frase kepratisan dan aktualitas merupakan frase endosentrik koordinatif karena unsur-unsur tersebut dapat disisipkan atau dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Berdasarkan persamaan distribusi kategori kata, frase tersebut tergolong frase nomina. Frase kepraktisan dan akutualitas bertemu dengan kata alasan menjadi frase baru, yakni alasan kepratisan dan aktualitas. Frase alasan kepraktisan dan aktualitas merupakan frase endosentrik atributif.
Kata alasan menjadi unsur atribut dari unsur pusat, yakni kepraktisan dan aktualitas. Frase kepraktisan dan aktualitas menjadi unsur pusat karena frase tersebut dapat mewakili seluruh frase tersebut dan menjadi unsur terpenting frase tersebut. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase nominal karena unsur terpenting atau unsur yang mewakili frase tersebut tergolong kategori kata nomina.
Berdasarkan persamaan distribusi, frase faktor utama merupakan frase endosentrik atributif. Kata faktor merupakan unsur pusat frase tersebut yang sebagai unsur terpenting frase tersebut. Selain itu, kata faktor dapat mewakili seluruh frase tersebut, sedangkan utama berfungsi sebagai atribut dari kata faktor. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase faktor utama merupakan frase nomina karena unsur pusatnya berkategori nomina.
 Kalimat kedua adalah seperti yang diungkapkan Galan, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta. Kalimat kedua tediri dari frase seperti yang diungkapkan dan frase Galan, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta. Frase seperti yang diungkapkan Galan merupakan frase eksosentris karena kata seperti merupakan kata depan dan menjadi kata penanda suatu unsur. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase seperti yang diungkapkan Galan tergolong frase kata depan.
Frase Galan, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta merupakan frase apositif karena unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau dan secara semantik unsur yang satu. Kata mahasiswa Universitas Negeri Jakarta merupakan rincian penjelasan informasi mengenai kata Galan. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase tersebut merupakan frase nomina.
Kalimat ketiga adalah ia lebih memilih media online karena lebih update dan lebih praktis daripada surat kabar. Kalimat ketiga terdiri dari enam frase, yakni lebih memilih, media online, lebih update, lebih praktis, lebih update dan lebih praktis, dan daripada surat kabar. Frase lebih memilih merupakan frase endosentrik atributif karena kata memilih merupakan unsur pusat frase tersebut, sedangkan kata lebih merupakan atribut kata memilih. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase tersebut merupakan frase verba karena unsur-unsur pusat berkategori verba.
 Berdasarkan persamaan distribusi, frase media online merupakan frase endosentrik atrubutif karena frase tersebut memiliki unsur pusat yakni media, sedangkan online merupakan unsur atribut dari unsur pusat. Kata media menjadi unsur pusat karena secara distribusional dapat mewakili seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori, frase media online merupakan frase nominal karena unsur pusat frase tergolong kategori kata nomina.
Frase lebih update merupakan frase endosentrik atributif karena update merupakan unsur pusat frase tersebut, sedangkan kata lebih merupakan unsur atributnya. Kata update dapat mewakili seluruh frase tersebut dan unsur terpentingnya. Hal ini tidak berlaku pada kata lebih. Jika kata update dihilangkan, informasi yang ingin disampaikan pada frase tersebut tidak dapat diketahui sehinga kata lebih tidak dapat dijadikan unsur pusat dalam frase tersebut. Karena kata update termasuk kategori adjektiva, penggolongan berdasarkan persamaan dengan kategori kata, frase lebih update sulit untuk digolongkan ke dalam jenis frase apa karena Ramlan tidak menggolongkan frase ajdektiva. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori, Ramlan menggolongkan suatu frase menjadi frase nomina, frase verba, frase bilangan, frase kata depan, dan frase keterangan. Frase lebih update tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu frase tersebut karena unsur pusatnya berkategori adjektiva, begitupula yang terjadi pada frase lebih praktis. Frase lebih praktis memiliki unsur pusatnya berkategori adjektiva, yakni praktis. Namun, berdasarkan persamaan distribusi, frase lebih praktis merupakan frase endosentrik atributif.
Berdasarkan persamaan distribusi, frase lebih update dan lebih praktis merupakan frase endosentrik koordinatif karena frase tersebut dihubungkan kata penghubung dan yang merupakan salah satu ciri dari frase endosentrik koordinatif. Namun, berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori, frase ini juga mengalami kesulitan untuk menentukan frase ini termasuk frase jenis apa karena unsur pusat frase tersebut, update  dan praktis, merupakan kategori kata adjektiva.
Surat kabar merupakan kata majemuk karena unsur-unsurnya tidak mungkin dipisahkan atau diubah strukturnya. Selain itu, surat kabar merupakan pokok kata sehingga surat kabar merupakan kata bukan frase. Kata majemuk surat kabar bertemu dengan kata daripada berubah menjadi sebuah frase, yakni frase eksosentrik. Frase daripada surat kabar disebut frase eksosentrik karena frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsur-unsrunya.
Kalimat keempat dalam paragraf kedua adalah “Selain itu, infonya tidak terbatas karena di situ kita bisa memilih mau baca berita tentang apa,” tambahnya. Pada kalimat tersebut, frase yang terkadung di dalamnya adalah selain itu, tidak terbatas, di situ, bisa memilih, mau baca, mau baca berita, tentang apa, dan berita tentang apa sehingga frase yang terdapat dalam kalimat keempat dalam paragraf kedua berjumlah tujuh frase. Namun, frase selain itu merupakan frase eksosentrik sehingga dalam makalah ini tidak dibahas lebih rinci.
Berdasarkan persamaan distribuusi, frase tidak terbatas merupakan frase endosentrik atributif karena frase tersebut memiliki unsur pusat, terbatas, dan memiliki unsur atribut, tidak. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori, frase tidak terbatas merupakan frase verba karena unsur pusatnya berkategori kata nomina. Di situ merupakan frase jika dilihat dari persamaan ditribusinya. Frase di situ merupakan frase eksosentrik. Frase bisa memilih merupakan frase endosentrik atributif karena unsur memiliki merupakan pokok kata yang dijelaskan denngan atribut, kata bisa. Berdasarkan distribusi persamaan ditribusi dengan kategori, frase ini termasuk frase verba karena unsur pusat atau unsur terpentingnya berkategori kata verba. Hal yang sama terjadi pada frase mau baca. Frase ini merupakan frase endosentrik atributif.
Frase mau baca berita mreupakan frase verba jika menggunakan analisis Harimurti Kridalaksana. Namun, makalah ini tidak digunakan teori Harimurti Kridalaksana sebagai teori ajuan. Makalah ini menggunakan teori Ramlan. Dalam teori Ramlan frase mau baca berita tidak dapat digolongkan sebagai frase verba karena telah melewati suatu gatra atau fungsi sintaksis, yakni pelengkap.
Frase tentang apa merupakan frase eksosentrik jika berdasarkan persamaan distribusi. Frase berita tentang apa merupakan frase endosentrik atributif. Frase tentang apa berfungsi sebagai atribut dari unsur pusatnya, yakni berita. Jka berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase berita tentang apa merupakan frase nomina karena unsur pusatnya berkategori kata nomina.
Uraian ringkas frase endosentrik yang terdapat pada paragraf pertama dan kedua dalam wacana “Pilih Virtual atau Cetak” disajikan dalam bentuk tabel:
No
Frase
Jenis Frase
Berdasarkan persamaan distribusi
Berdasarkan persamaan distribusi dengan ketegori kata
1
media daring (online)
Frase endosentrik atributif
Frase nomina
2
gempuran media daring (online)
Frase endosentrik atributif
Frase nomina
3
perkembangan teknologi
Frase endosentrik atributif
Frase nomina
4
pesatnya perkembangan teknologi
Frase ednsentrik atributif
Frase nomina
5
salah satu fakta
Frase endosentrik atributif
Frase nomina
6
salah satu fakta pesatnya perkembangan teknologi
Frase endosentrik atributif
Frase nomina
7
banyak orang
Frase endosentrik atributif
Frase nomina
8
Khususnya anak muda
Bukan frase endosentrik
Frase kata depan
9
anak muda
Frase endosentrik atributif
Frase nomina
10
media cetak
Frase endosentrik atributif
Frase nomina
11
dahaga informasi
Frase endosentrik koordinatif
Frase nomina
12
dari media cetak
Bukan frase endosentrik
Frase kata depan
13
ke dunia virtual
Bukan frase endosentrik
Frase kata depan
14
dunia virtual
Frase endosentrik atributif
Frase nomina
15
demi memuaskan dahaga informasi
Bukan frase endosentrik
Frase kata depan
16
kepraktisan dan aktualitas
Frase endosentrik koordinatif
Frase nomina
17
alasan kepratisan dan aktualitas
Frase endosentrik koordinatif
Frase nomina
18
faktor utama
Frase endosentrik atributif
Frase nomina
19
Galan, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta.
Frase endosentrik apositif
Frase nomina
20
Seperti yang diungkapkan Galan
Bukan frase endosentrik
Frase kata depan
21
lebih memilih
Frase endosentrik atributif
Frase verba
22
media online
Frase endosentrik atributif
Frase nomina
23
lebih update
Frase endosentrik atributif
Tidak dapat digolongkan karena Ramlan tidak menggolongkan frase adjektiva
24
lebih praktis
Frase endosentrik
Tidak dapat digolongkan karena Ramlan tidak menggolongkan frase adjektiva
25
lebih update dan lebih praktis
Frase endosentrik koordinatif
Tidak dapat digolongkan karena Ramlan tidak menggolongkan frase adjektiva
26
daripada surat kabar
Bukan frase endosentrik
Frase kata depan
27
selain itu
Bukan frase endosentrik
Frase kata depan
28
tidak terbatas
Frase endosentrik atributif
Frase verba
29
di situ
Bukan frase endosentrik
Frase kata depan
30
bisa memilih
Frase endosentrik atributif
Frase verba
31
mau baca
Frase endosentrik atributif
Frase verba
32
mau baca berita
Bukan frase endosentrik
frase verba menurut Harimurti
33
tentang apa
Bukan frase endosentrik
Frase kata depan
34
berita tentang apa
Frase endosentrik atributif
Frase nomina

Penutup
Silakan simpulkan sendiri.

Daftar Pustaka
Kridalaksana, Harimurti. 1999. Tata Wacana Deskriptif Bahasa Indonesia. Buku ini belum diterbitkan.
Ramlan, M. 2005. Ilmu Bahasa Indonsia Sintaksis. Yogyakarta: Karyono offset.
Permadi, Aditya dan Restu Diantina. 2011. “Pilih Virtual atau Cetak?”. Jakarta: Harian Media Indonesia.


[1]Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguitik. 2005: 3
[2]Idem,123
[3] Harimurti Kridalaksana, dkk. Tata Wacana Deskriptif Bahasa Indonesia. 1999: 144

Tidak ada komentar:

Posting Komentar